Inilah sosok perempuan pertama penakluk Everest

TulisanKu - Gunung Everest bagaikan ' Pahala terbaik ' bagi setiap pendaki gunung. Ada kebanggaan tak terkira jika berhasil menaklukkan gunung yang juga dikenal dengan nama Sagarmatha ( Kepala langit ) dalam bahasa Sangskerta.

Tantangan alam yang akrab dengan dunia lelaki ini juga diminati kaum perempuan, dan memang juga sudah banyak perempuan-perempuan yang telah berhasil mencapai puncaknya. Tapi, tahukah anda siapa perempuan penakhluk puncak Everest yang pertama ?

Inilah sosok perempuan pertama penakluk Everest
Junko Tabei
Sekitar 40 tahun yang lalu, seorang perempuan berkebangsaan Jepang dinobatkan sebagai perempuan pertama yang berhasil mendaki dan selamat sampai puncak Everest. Dengan mengambil jalur normal yaitu pegunungan tenggara, Junko tabei mendaki hingga puncak pada tanggal 16 Mei 1975.

Seperti yang dilansir oleh JapanTimes.co.jp , Prestasi Junko tabei ini merupakan simbol perjuangan wanita Jepang untuk mendapatkan kesetaraan dan kebebasan memilih. Pada masa itu, isu kesetaraan gender memang sedang hangat-hangatnya. Saat itu yang boleh bekerja di luar rumah hanya laki-laki, sedeangkan perempuan harus selalu di rumah.

" Meskipun wanita sudah bekerja di luar rumah, mereka masih berkewajiban untuk menyajikan teh. " Ujar Tabei.

Tabei mengakui ia terinspirasi oleh Sir Edmund Hillary yang menjadi orang pertama yang menaklukkan puncar Everest bersama dengan Sherpa Tenzing pada tahun 1953.

Tabei sang Inspirator lingkungan

Inilah sosok perempuan pertama penakluk Everest

Tabei adalah teladan pecinta alam sejati. Ia tak hanya berfokus jadi penakluk gunung tinggi, melainkan juga pemerhati lingkungan. Salah satu hal yang dilakukan sebagai bukti kepeduliannya adalah dengan meneliti masalah sampah di gunung Everest ketika menempuh studi di Universitas Kyushu.

Walau sudah berumur 76 tahun, perempuan kelahiran 22 September 1939 ini belum berniat untuk pensiun sebagai pendaki. Ia mengaku sangat menikmati petualangannya di setiap dunung yang didakinya, walau kedua anaknya sudah tumbuh dewasa.

" Tak pernah sedikitpun terbesit di pikiranku untuk berhenti mendaki, dan selamanya pun tak akan pernah. Meskipun aku telah melihat banyak nya orang yang meninggal di gunung dengan mata kepalaku sendiri. " Tutur Tabei.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel